Istimewanya Jum'at

Hari Jum'at rasanya istimewa bila dibandingkan dengan hari-hari lainnya. Kalau buat saya sih demikian, tak tahu kalau menurut orang lain.

Akhir-akhir ini, saya seringkali shalat jum'at di masjid Nurul Jamil, sebuah masjid yang ada di daerah Dago atas. Letaknya tak jauh dari Dago Tea House. Tepatnya di sebuah area perumahan. Masjid ini punya halaman yang lumayan luas, dan sebagiannya adalah tempat parkir kendaraan.

Saya Malu

Siang ini rasanya amat melelahkan. Kepala pening, badan terasa pegal-pegal, dan kaki terasa gempor. Tadi pagi kuliah, sebelumnya saya tidur jam 4 sebelum shubuh, dan sebelum itu saya begadang untuk menyelesaikan pekerjaan. Kemarin, dari pagi saya tidak tidur karena memang sedang ada banyak kerjaan. Siang ini saya juga tidak tidur, sampai akhirnya pulang dan tiba di rumah jam 9 malam.

Tak Seharusnya Bapak Mengucapkan "Selamat" pada Saya

Memoar beberapa tahun yang lalu. Pekan pertama Ramadhan 1428 H. Sebuah malam yang dingin di Kota Bandung. Tepatnya ba'da tarawih, seorang bapak jamaah di masjid, mendatangi saya -yang saat itu dipercaya menjadi ketua Panitia Pelaksana Program Ramadhan (P3R)- sembari mengucapkan selamat atas keberjalanan kegiatan Ramadhan. "Selamat ya! sukses." Begitu katanya. Saya yang masih terheran hanya tergugup menjawab, "I..iya..Pak. Makasih. Do'ain aja moga lancar."

Tampil Apa Adanya

Tahun 2004 silam, tahun yang amat bersejarah. Pada tahun ini saya pertama kali terdaftar menjadi seorang mahasiswa di sebuah perguruan tinggi negeri. Pada tahun ini, saya memasuki sebuah lingkungan yang keadaannya jauh berbeda dengan masa-masa sekolah dulu. Sebagai seorang anak (yang saat masih sekolah) tumbuh di lingkungan organisasi, rasanya tempat ini -kampus- punya pengaruh doktrin yang amat kuat. Hal itu dirasakan saat pertama kali masuk ospek.