The CEO Notes?

Ini sebuah proses lahirnya kemerdekaan ide. Orang yang terlalu sering diberikan arahan, akan jadi bebek. Orang yang terlalu sering diberi instruksi akan jadi besi. Orang yang terlalu sering diberi peringatan akan jadi ketakutan. Orang yang terlalusering diberi pidato kelak bisanya hanya akan minta petunjuk.

Saya harus sadar bahwa mayoritas warga PLN adalah lulusan terbaik ranking 1 sampai 10 dari universitas-universitas terbaik di negeri ini. Mereka sudah memiliki semuanya: kecuali kemerdekaan ide itu. Kini saatnya barang yang mahal itu diberikan kepada mereka
. (Dua Tangis dan Ribuan Tawa, Dahlan Iskan)

CEO notes, mungkin itu sebuah istilah yang tepat untuk digunakan sebagai nama dari catatan-catatan seorang Dahlan Iskan dalam kesehariannya memimpin. Lembar-lembar catatan tersebut adalah media yang dipilihnya untuk menyampaikan segala hal yang dinilai penting mengenai pekerjaan bersama dalam membangun organisasi, membangun budaya, membangun impian bersama, membangun Indonesia. Melalui lembaran catatan tersebut Dahlan Iskan menyampaikan pandangan, pemikiran, harapan, visi kerja, atau apapun itu yang berorientasi kepada kepentingan bersama.

Isinya sangat sederhana, sebatas cerita, analogi dan pengalaman-pengalaman beliau selama bekerja dan berorganisasi. Tidak seribet text book kuliah ataupun karya tulis ilmiah yang mempunyai aturan khusus kepenulisan. Sehingga tidak sulit untuk dipahami, juga tidak banyak menghabiskan waktu. Namun dari lembar demi lembar singkat sederhana tersebut, yang terpenting adalah bagaimana si pembaca memahami betul gagasan dari Pak Dahlan. Tak ketinggalan, pembaca juga mendapatkan sense dari permasalahan yang Pak Dahlan ceritakan.

CEO notes ini bukanlah catatan biasa. Mengapa? Meski setiap catatan tersebut dapat dan layak dibaca oleh setiap orang, tetap saja sebenarnya catatan tersebut ditujukan kepada seluruh personil organisasi yang beliau pimpin, seperti Jawa Pos dan PLN. Karena bagaimanapun juga, isi catatan tersebut adalah pesan-pesan CEO kepada para officer-nya. Namun di sisi lain, setiap orang bisa belajar dari isi pesan-pesan beliau. Tepatnya tentang bagaimana visi dan cara beliau memimpin.

Sebuah kabar menggembirakan saat akhirnya Pak Dahlan memutuskan untuk membukukan kumpulan catatan-catatannya dan mempublikasikannya pada masyarakat Indonesia melalui penerbit-penerbit. Kita yang merupakan sosok asing bagi beliau dan organisasi yang pernah ditanganinya jadi bisa membaca dan belajar melalui CEO notes tersebut. Bukan sekedar menikmati sebuah bacaan berkualitas, kita juga bisa mempelajari hal-hal semacam “Ke arah mana PLN akan berlayar?”, “Bagaimana setumpuk 65 tahun permasalahan sebuah BUMN dibabad melalui 1 tahun kepengurusan?”, “Bagaimana sebuah budaya lama yang telah mendarah daging dihentikan lalu diganti dengan budaya kerja yang baru hanya dalam waktu yang relatif singkat?”, dan lain-lain.

Ringan dan sederhana, begitulah CEO notes dari Pak Dahlan. Hal yang sebenarnya mudah untuk ditiru oleh kita-kita yang masih muda dan bahkan minim pengalaman(dibandingkan beliau, Pak Dahlan). Melalui selembar sampai empat lembar cerita, kita bisa berbagi pengalaman, visi, harapan, pemikiran, cara pandang, atau bahkan perasaan. Visi kerja, harapan pengembangan organisasi, rasa kekhawatiran akan dampak buruk dari sebuah kebijakan, dan lain-lain. Hal yang sebenarnya tidaklah begitu sulit untuk diterapkan dalam lingkungan, komunitas, ataupun organisasi di mana kita berada.

Selamat menuangkan dan berbagi visi, harapan, ilmu, pemikiran, cara pandang, atau bahkan perasaan!

Senja di sebuah pinggir Kota Bandung,
17 April 2012

0 comments:

Post a Comment