Sejoli #3: Perjalanan

Apa yang saya nikmati dari perjalanan? Seringnya saya mendengar orang-orang membicarakan tempat yang mereka tuju. Entah itu tempat wisata, gunung, laut, ataupun perbelanjaan. Kalau membahas trip ke Jogja, yang mereka bahas seputar Malioboro, Tamansari, Keraton, Alun-Alun. Itu mereka.

Saya? Sebagai backpacker, sepertinya saya lebih menyukai jalan-jalan dan menemukan hal-hal baru yang jarang dilirik oleh orang-orang. Orang lain mungkin akan marah-marah kalau nyasar, sedangkan saya akan menikmati (bahkan mungkin sengaja) nyasar di tempat yang masih asing. Saat orang lain senang ber-swafoto di Tamansari, saya justru senang memperhatikan akses antar titik objek yang ternyata adalah rumah warga. Singkatnya, saya lebih menikmati perjalanan.

Suatu hari, dia mengajak saya ke kampus ITB Jatinangor untuk menengok "Salman" ITB Jatinangor (waktu itu belum resmi dinamai Al-Jabbar). Saya mengiyakan, dan mengusulkan naik bus menuju tempat yang dimaksud. Kami janjian bertemu di pangkalan Damri Elang, lalu naik bus yang ke Jatinangor.

Perjalanan bukan hanya memberikan kesempatan untuk melihat apa saja yang terlewati saat di jalan, tapi juga kesempatan untuk merenung. Dan apabila beruntung, memberikan kesempatan untuk mendapatkan cerita baru. Dalam kesempatan ini, cerita baru itu adalah dia. Yang mungkin untuk dia, cerita baru dalam kesempatan ini adalah saya.

Saya merenung, bahwa saya punya teman ngobrol dalam sebuah perjalanan. Dia yang saya saksikan bercerita banyak hal tentang dirinya, dan memperlihatkan apa yang menjadi ketertarikannya dalam perjalanan. Dia yang ternyata bisa berpanas-panasan dan berjalan layaknya seorang backpacker.

Sebagai pencari lokasi, kami sempat keliling area kampus ITB Jatinangor sampai ke lapangan yang terletak di ujung utara. Jauh kesasar, karena ternyata tempat yang dicari justru ada di ujung selatan. Menyedihkan, dan membuat kami berkeringat kepanasan. Tapi saya juga mau mengakui bahwa nyasar itulah yang membuat kami kompak untuk menemukan arah.

Setelah menemukan lokasi yang dimaksud, kami tidak berlama-lama. Hanya numpang shalat zhuhur, lalu makan bareng di sebuah warteg. Ya warteg, bukan cafe atau resto.


Sebuah perjalanan yang sama terkadang dirasa berbeda. Kami sama-sama ke Jatinangor, dan nyasar untuk mencari "Salman" Jatinangor. Tetapi bagaimana cara saya melihat perjalanan ini, bisa jadi berbeda dengan caranya melihat. Jadi malamnya saya bertanya: how's your day? 

Walau cara kami melihatnya (bisa) berbeda, semoga saja dia (bisa) menikmatinya.

2 Jumadil Tsani 1440

2 comments:

  1. Perjalanan adalah sebuah kegiatan yang mengasyikan sebab biasa dalam kegiatan ini saya bisa menemukan hal baru

    ReplyDelete