Kang Iyang

Nama lengkapnya Iyang Darmawan. Seorang lelaki berdarah Sunda yang pada dekade 90-an namanya mulai dikenal masyarakat Bandung dengan panggilan Kang Iyang, sebagai salah satu anggota kelompok lawak parodi bernama Padhyangan Project (disingkat menjadi P-Project). Sejak saat itu pula saya mulai mengetahui namanya, meski saat itu kalah tenar dibanding rekan sesama anggota P-Project, seperti: Deni Chandra, Daan Arya, Izur Muchtar, atau Joe.

Sempat 'menghilang' beberapa tahun setelah P-Project tidak lagi tampil di acara tv, Kang Iyang muncul kembali sebagai figuran di film-film, terutama FTV yang digarap oleh salah satu stasiun televisi swasta. Peran yang didapat sesuai dengan citra Kang Iyang sebagai orang kota yang ngampung. Seperti memerankan orang tua si tokoh utama yang tinggal di desa. Sejak itu, Kang Iyang mulai sering tampil di FTV, bahkan film-film yang tayang di bioskop. Puncaknya, Kang Iyang tampil di The Raid (2010) yang digarap sineas asing, Gareth Evans.

Kang Iyang di film The Raid 1

Bagi saya yang doyan film-film sekali tamat, pencapaian itu menunjukkan kelasnya Kang Iyang sebagai seorang aktor. Kiranya, saat ini (2014) Kang Iyang telah menjadi aktor figuran papan atas sama halnya Joe (P-Project) dan Tio Pakusadewo. Tetapi dalam beberapa bulan terakhir, ternyata saya juga menemukan Kang Iyang bermain dalam sinetron harian.

Kiranya menebak-nebak penghasilan sebagai aktor, saya tak mampu memperkirakan berapa nilainya. Saya hanya membandingkan dengan "Si Tebe" yang dapat membeli Toyota Fortuner untuk aktivitas sehari-hari. Sepertinya Kang Iyang lebih dari itu. Karena itu, saya selalu berpikiran bahwa para aktor-aktris biasa tampil mewah, bahkan untuk aktivitas sehari-hari.

Saya masih berpikiran begitu, sampai suatu hari bertemu langsung dengan Kang Iyang di Bandung, tepatnya saat Car Free Day (CFD) di Jalan Dago. Melihat langsung gayanya Kang Iyang, sepertinya saya salah. Penampilan Kang Iyang ternyata jauh dari kesan mewah khas orang-orang tajir. Penampilannya jelas kalah modis dari kebanyakan pengunjung CFD. Andai saja saya tidak memperhatikan wajahnya, mungkin saya tak akan menyadari bahwa itu adalah Kang Iyang yang kondang di televisi.

Beberapa bulan kemudian, rupanya saya ditakdirkan kembali melihat Kang Iyang, di depan Giant Pasteur. Saat itu saya sedang menunggu kepulangan seorang teman yang menggunakan travel dari Tangerang. Umumnya, titik pemberhentian travel yang berasal dari Jabodetabek adalah di Pasteur, dan salah satunya adalah depan Giant.

Malam, sekitar pukul 8 saya melihat Kang Iyang yang baru pulang dengan menggunakan bus travel. Awalnya saya tak percaya bahwa itu adalah Kang Iyang. Penampilannya sama dengan pemudik yang baru pulang. Mengenakan jaket, kaos berkerah, celana katun, menjinjing tas, dan bertampang kucel. Persis seperti pemudik yang biasa naik bus patas atau mobil elf.

Saya tercengang karena sebelumnya mampir sebuah bus yang menurunkan sebuah komunitas golf. Penampilannya tampak sangat berkelas, beberapa di antaranya ditemani asisten yang membawakan perlengkapan golf dan tas-tas bawaan. Mereka cukup lama di depan Giant, mengobrol sambil menunggu jemputan.

Kang Iyang? Setelah turun dari bus, dia langsung berjalan mencari kendaraan umum.

Awal Sya'ban 1435

6 comments:

  1. Cuek pisan, jauh dari tipikal seleb. Beliau aja masih kalah gaya dari yang bukan seleb. Salut, lah.

    ReplyDelete
  2. pernah berjumpa dengannya juga, bu?

    ReplyDelete
  3. Enggak, belum. Ini mah ngomenin dari cerita di postingan ini hehehe. Lebih suka sama format Padhyangan 6 (awal keluar album Nasib Anak Kost) sama waktu mereka masih siaran Ozerba di Radio OZ (freaky jadul pisan). BTW, ga ikutan Grup Warung Blogger di FB ya, Dit? Suka diundang buat dateng ke acara atau review produk, gratis, lho. :)

    ReplyDelete
  4. Format paling jadul. Dulu saya beli kasetnya, Teh.. Yang gambar monyet tea geningan.
    Wah, saya nggak ikutan grup blogger gituan. Sampai sekarang belum ada niat untuk ikut. :D

    ReplyDelete
  5. waaaah kereeeennn! baru ngeh di the raid 1 ada personil P-Project

    ReplyDelete
    Replies
    1. Heuuugh.. ari Teh Winda, ka mana wae ateuch? (*~*)'

      Delete