2 Sisi Yang Berbeda

Ini adalah yang ke sekian kalinya saya diundang untuk menghadiri pernikahan teman. Teman saya yang menikah di hari ini adalah kakak senior saya di masjid. Akad dan resepsi digelar di kediaman sanak saudara dari pihak perempuan, tepatnya di kawasan Cihanjuang.

Bersama-sama teman se-Masjid, saya rencananya hendak berangkat bareng. Awalnya, kami janjian di Tamansari, namun berhubung paginya saya futsal di Gegerkalong, maka saya minta ketemuan di Telkom Training Centre. Kenapa minta ketemuan di sana? Karena saya tahu bahwa gedung Telkom ini berada di jalur perjalanan dari Tamansari ke Cihanjuang.

Bukankah Kita Sama-Sama Ingin Jadi Orang Baik?

Sejenak saya perhatikan bapak-bapak yang baru saja selesai menunaikan shalat Ashar berjama’ah di sebuah masjid. Beberapa dari mereka merogoh saku guna mengeluarkan selembar dua lembar uang untuk dimasukkan ke dalam kotak shadaqah.

Seperti biasa, masjid selalu menjadi tempat singgah bagi para pedagang keliling yang hendak beristirahat. Tak sulit untuk menemukan gerobak mie, batagor, atau baso tahu diparkir di halaman masjid. Penjualnya? Mereka sedang menunaikan shalat di ruang utama masjid. Kadang, ada juga yang sekedar duduk-duduk atau tidur di teras. Bila kuperhatikan kembali, kadang ada di antara mereka yang juga bersedekah melalui kotak shadaqah yang disimpan di dekat pintu menuju ruang utama masjid.

The Relationship

Teringat dengan ucapan seseorang, “San, kalo emang udah gak cocok lagi, mumpung kalian baru tunangan, belum nikah, mendingan putus aja!”

Kalau dipikir-pikir, memang ada benarnya juga. Menikah bukan hanya untuk sepekan, sebulan, setahun, sewindu, atau satu generasi. Tapi untuk seterusnya, malahan sampai dunia akhirat. Memang tak ada satupun manusia yang benar-benar sama, dan saya sendiri mesti mengakui itu. Meski kita sama-sama manusia, kita masih punya perbedaan. Dan meski kita berbeda, kita masih punya kesamaan, bahkan beberapa diantaranya punya banyak kesamaan.

Menikmati Secangkir Kopi & Malam Kota Bandung

Di kala hati resah, 
seribu ragu datang memaksaku.
rindu semakin menyerang.
Kalaulah aku dapat membaca pikiranmu,
dengan sayap pengharapan kuingin terbang jauh.

The Hope

“Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang aku, Maka (jawablah), bahwasanya Aku adalah dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang berdoa apabila ia memohon kepada-Ku, Maka hendaklah mereka itu memenuhi (segala perintah-Ku) dan hendaklah mereka beriman kepada-Ku, agar mereka selalu berada dalam kebenaran.” (al-Baqarah 186).

Tahun 2002, saya ‘divonis’ kehilangan impian. Impian saya semenjak kecil adalah menjadi seniman. Impian ini pula yang mengantarkan saya untuk menatap FSRD ITB sebagai tujuan pasca SMA. Namun sayang, impian itu kandas begitu ibu bersikukuh melarang saya untuk masuk FSRD. Seumur hidup, ini adalah pengalaman terpahit dalam hidup saya. Kenyataan ini telah meruntuhkan semangat hidup, dan menyadarkan saya bahwa impian yang telah saya bangun semenjak SD harus sirna begitu saja.