2 Sisi Yang Berbeda

Ini adalah yang ke sekian kalinya saya diundang untuk menghadiri pernikahan teman. Teman saya yang menikah di hari ini adalah kakak senior saya di masjid. Akad dan resepsi digelar di kediaman sanak saudara dari pihak perempuan, tepatnya di kawasan Cihanjuang.

Bersama-sama teman se-Masjid, saya rencananya hendak berangkat bareng. Awalnya, kami janjian di Tamansari, namun berhubung paginya saya futsal di Gegerkalong, maka saya minta ketemuan di Telkom Training Centre. Kenapa minta ketemuan di sana? Karena saya tahu bahwa gedung Telkom ini berada di jalur perjalanan dari Tamansari ke Cihanjuang.

Sekitar jam 10.30, saya bergegas dari Gegerkalong Girang menuju Gegerkalong Hilir melalui Gegerkalong Tengah. Di Gegerkalong Tengah, tepatnya dekat Pasar Gerlong, tampak cukup ramai oleh orang-orang yang berkerumun di depan sebuah rumah. Kenapa ya? Saya penasaran dengan untuk mencari tahu apa yang terjadi. Rasa penasaran itu pun hilang seketika saat saya menemukan bendera kuning yang terpasang di depan rumah yang dikerumuni orang tersebut. Bendera kuning itu memberi isyarat bahwa hari ini ada telah meninggal. Menghadap-Nya dan meninggalkan keluarganya.
Sejak jam 11.00, saya sudah menunggu di gerbang Telkom Training Centre. Lama menunggu, membuatku akhirnya kehausan. Terlebih lagi sebelumnya main futsal. Maka kuputuskan untuk beli es kelapa. Lumayan, untuk melepas dahaga.

Handphone berdering. Ternyata Nur menelfon bahwa dia masih di Tamansari, dan nampaknya akan telat, karena dia juga menunggu teman-teman lain yang mau ikut. Jadi dia bilang mungkin akan telat hingga jam 12 atau setengah 1. Beginilah kalau numpang ke orang yang punya mobil. Sudahlah, daripada nunggu di pinggir jalan, mungkin lebih baik saya nunggu di masjid Telkom saja. Hitung-hitung istirahat sambil menunggu adzan Zhuhur.

Setelah menunaikan shalat Zhuhur, saya pun kembali menuju gerbang untuk menunggu Nur, teman se-Masjid saya. Kudengar musik khas Sunda yang sudah tak asing di telingaku, kalau tidak salah itu adalah musik sisingaan. Kutelusuri asal datangnya musik itu, dan benar saja, memang ada sisingaan. Dalam kebudayaan Sunda, sisingaan biasanya dipakai sebagai perayaan bila ada seorang anak yang di-khitan (disunat). Untuk sementara, jalan Gegerkalong Hilir jadi padat. Namun ini adalah hari bahagia bagi si anak yang di-khitan.

Sekitar jam 1 kurang 10 menit, sosok yang kutunggu pun datang. Akhirnya kami pun melanjutkan perjalanan menuju Cihanjuang melalui rute Ciwaruga-Parongpong-Cihanjuang.

Hari ini adalah hari bahagia bagi Kang Fauzi, kakak seniorku yang menikah. Hari yang amat bermakna, hari yang berkesan indah, dan alhamdulillah, saya bisa menyempatkan diri untuk hadir pada moment ini. Selamat untuk Kang Fauzi.

Tepat jam 3 sore, kami pun pulang. Numpang pada mobil Nur, saya pun turun di Sukajadi. Sedangkan Nur beserta yang lainnya melanjutkan perjalanan ke Tamansari. Di Sukajadi, saya naik angkot jurusan Cijerah. Akhirnya agenda pada Sabtu ini bisa terpenuhi juga. Syukurlah.

Dalam perjalanan, tepatnya di daerah Abdurahman Saleh jalanan jadi agak macet. Kulihat ada rombongan pejalan kaki yang tengah mengantarkan jenazah menuju pemakaman. Hari ini, di depan mata telah kusaksikan 2 kabar kematian.

Dua kebahagiaan, dua duka, dan keempat-empatnya kutemukan dalam satu hari. Dua sisi yang berbeda. Dua hal yang berlainan. Apalah moment terbesar bagi seorang anak lelaki selain di-khitan? Apalah yang paling membahagiakan bagi sepasang pemuda dan pemudi selain pernikahan? Dan apalah yang paling menyedihkan dalam kehidupan seseorang selain kehilangan orang yang dicintai?

Baru saja saya berduka cita, namun beberapa saat kemudian saya turut bersuka cita atas kebahagiaan orang lain. Baru saja saya bersuka cita, namun beberapa saat kemudian saya turut berduka atas kesedihan orang lain.

Mungkin ini adalah salah satu hikmah dalam hidup yang hendak diajarkan oleh-Nya. Bila saya menemukan kebahagiaan, bukan berarti tak ada hal lain yang tak enak atau menyedihkan. Dan sebaliknya, bila saya menemukan kesedihan, bukan berarti tak ada hal lain yang bisa disyukuri. Karena hidup ini memanglah demikian. Ada 2 hal yang selalu berlainan, seperti kebahagiaan dengan kesedihan, karunia dengan cobaan, dan lain-lain.


Dalam renungan sepulang aktivitas
Cijerah, 11 Juli 2009

0 comments:

Post a Comment