Berhenti sejenak

Cobalah untuk mengangkat tangan kita ke atas dengan menggenggam sebuah gelas. Sebuah tangan yang dipakai untuk mengangkat sebuah gelas, sedetik kemudian kita belum merasakan apa-apa, semenit kemudian tangan kita akan mulai merasa pegal, sejam, dua jam kemudian mungkin rasa pegal itu sudah mencapai puncaknya dan tangan kita pun terasa sakit, tak sanggup lagi untuk mengangkatnya.

Sabar Atau Mati

Teringat dengan apa yang dulu pernah dikatakan seorang teman SMA, saat itu dia menegur teman sekelasnya yang juga teman saya. “Kitu wae ngeluh! Geus we, tong hirup lah!” (dalam bahasa Indonesia maksudnya: “Gitu aja ngeluh. Udah lah, jangan hidup aja!”).

Bahasa Kasih

“Dik, jangan lupa nyuci baju!”

Meski Kamu terlihat cuek, yah semoga saja dalam hati Kamu tetap menanggapinya. Kakak memang tak bisa banyak berharap. Kakak hanya bisa terus mengingatkan, dan mengingatkan. Tak banyak yang bisa kakak lakukan. Semenjak kepergian ayah, kakak dibebani tanggung jawab itu. Karena itu adikku, jangan lupa nyuci baju. Jadilah anak yang mandiri, setidaknya untuk membuat ayah kita lebih tenang di akhirat sana.

***

Menikmati Hidup Bersama Orang Lain (2)

Darinya saya belajar,
Bahwa sebuah pohon barulah bernilai manakala ia bermanfaat. Seperti yg memberikan buah pada pemetiknya, atau memberikan kesejukkan pada orang yg berteduh di bawahnya. Meski terkadang tak ada yg menghiraukannya.

Menikmati Hidup Bersama Orang Lain

Darinya saya belajar,
bahwa menyantap segelas kopi takkan lebih nikmat bila tak sambil duduk,
air teh pun takkan terasa manis bila tak diberi gula.