Biarkan Cinta Mengudara

Biarkan cinta mengudara
Meliuk-liuk di awan angkasa
Terbanglah lewati langit jingga
Ceria di cakrawala sanubari Aa

Biarkan cinta melayang
Menembus waktu dan ruang
Sampaikanlah kata sayang
Di bandara hati Kakang

Biarkan cinta mendarat
Hempaskan kerinduan yang tersekat
Menantimu dekap hangat
Teruntuk Dinda nan memikat


Position Report dikonfirmasi. Selamat pulang, Sayang!
Bandung, 10/09/2012

Life Isn't Simple Yet. But Simple Enough To Live.


Jum’at dini hari, saya terbangun tanpa sengaja. Entah apa gerangan sesuatu yang menohok dalam hati hingga sedemikiannya termenung saat tergugah dari tidur. Tercengah beberapa saat. Ah, perasaan macam apakah ini? Sebuah perasaan yang tak jelas itu apa. Kegundahan hati yang menuntun saya untuk beranjak ke meja makan, dan menyantap sebotol nyu milk tea yang tersisa di kulkas. Teguk demi teguk pun menjadi kisah tentang sebotol minuman yang tadi saya taruh di meja. Dingin, tapi setidaknya cukup untuk mengurangi balada dangdut dalam benak. Selepas membuang botolnya, saya putuskan untuk mampir dahulu ke kamar mandi, mengambil wudhu. Kembali ke kamar, menghamparkan sajadah sebagai lapak untuk menghadap pada-Nya.

Yang Sederhana Saja Lah

Dia tidak cantik mak...
Dia tidak jelek mak...
Yang sedang-sedang saja...

(Iwan - Yang Sedang-Sedang Saja)

Beberapa bait dari sebuah lirik lagu dangdut tahun 90-an itu memecah perhatian saya pada hangatnya sebuah mangkuk berisi bubur kacang hijau yang dicampur legitnya ketan hitam. Cukup untuk menghangatkan diri, cukup untuk mendamaikan benak, cukup untuk menentramkan suasana selepas tadi siang hiruk pikuk mewarnai aktivitas seharian. Malam ini pun, saya putuskan untuk mencari tempat demi menentramkan hati. Sekelumit permasalahan hidup, belum lagi ditambah pelik intrik pemerintahan yang efeknya -saya sadari- dirasakan oleh orang-orang rendahan seperti saya dan orang-orang di sekitar saya ini. Ya, dibanding menteri, siapalah saya ini? dan lagi, adakah menteri Indonesia di jaman sekarang yang mau nongkrong sendiri (tanpa dikawal patwal dan protokol) di warung pinggir jalan, dan merasakan langsung bagaimana cita rasa orang rendahan menjalani hidupnya?

Kenangan Bersama Pak Karsa

1998. Sebuah tahun di mana saya pertama kali merasakan transisi, perpindahan dari masa SD ke masa SMP. Adakah yang terasa berbeda? Tentu saja. Bahkan sangat terasa perbedaannya. Juli 1998, saya menghadapi sebuah babak baru dalam kehidupan, yaitu menjadi siswa di sebuah SLTP Negeri (dulu masih disebut SLTP). Tepatnya sebuah SLTP yang berada di Jalan Semar, daerah Pajajaran. Sekolah Lanjut Tingkat Pertama Negeri 9 Kotamadya Bandung (dulu saat masuk masih disebut kotamadya). Konon, ini adalah sekolah legendaris, dan atas alasan itulah saya memilihnya.

Ada MOS (Masa Orientasi Sekolah), sebelumnya saat masuk SD tak ada yang begituan. Jadi, ini adalah MOS yang pertama kali saya alami dalam hidup. Gimana kesannya ya? Saya tak pernah berpikir MOS adalah kegiatan yang menyenangkan ataupun menyedihkan. Saya hanya berkesimpulan: melelahkan. Melelahkan karena harus mengerjakan ini-itu, harus begini harus begitu, ‘dijemur’ di lapangan. Kemudian bertemu dengan guru-guru yang -katanya- galak. Saudara dan sepupu yang lebih tua suka bercerita bahwa salah satu pengalaman berkesan mereka saat sekolah SMP atau SMA adalah menghadapi guru-guru yang super galak, alias killer. Tapi setelah hari demi hari saya mulai terbiasa dengan rutinitas kesibukan sebagai siswa SMP.

When Songs Tell Who You Are

Asmara...
Mungkinkah kau sampaikan padanya
Walau hatiku penuh derita,
aku masih selalu cinta
.
(Asmara, Novia Kolopaking)

Lama sekali tidak mendengar tembang-tembang lawas. Sabtu (25/8/2012) kemarin saat numpang bus Bhinneka arah Cirebon ternyata kedua telinga ini berkesempatan untuk mendengar dendang-dendang tahun 80 dan 90-an. Ngaku lah, ada kesan tersendiri saat menaiki bus ini sambil menikmati alunan syair dan nada dari para penyanyi era keemasan Broery, Dewi Yull, Yuni Shara, Novia Kolopaking, Paramita Rusady, dan Desi Ratnasari. Selain terasa kembali ke beberapa dekade silam, teringat momen-momen yang telah lalu, juga karena memang saya yang menyukai tembang-tembang lawas. Semisal Asmara yang didawaikan oleh Mbak Novia. Sono pisan ka eta lagu.