Mujahadahnya Supir Angkot

Langit masih gelap, udara masih dingin. Suasana begini enaknya diam di rumah sembari mengenakan mantel atau selimut tebal. Cukup dingin, lebih dingin dari biasanya hingga beberapa jama’ah shalat shubuh di masjid pun datang ke masjid dengan mengenakan jaket yang lebih tebal dari biasanya. Meski lebih dingin dari biasanya, syukur lah shubuh ini tidak hujan.

The Philosophies

Capcay:“Capcay berarti 10 sayur. Namun sayangnya sayur dalam capcay tak selalu 10 (kadang hanya 8, 7, atau bahkan 5 macam) sebagaimana hidup pun tak selalu sempurna. Namun, capcay tetap tersedia dan kita tetap bisa menikmatinya.”

Ketika Telah Berubah

Februari 2005. Awal di mana Masjid Salman ITB mulai banyak mengisi lembaran harian cerita hidup saya. Masih ingat betul saat kami mengikuti acara pembinaan calon pengurus sebuah unit di Salman. Kami para ikhwan yang suka bercanda, dan ada para akhwat yang sangat idealis. Dilihat dari database calon pengurus, kebanyakan calon akhwat berasal dari kampus UPI. Mungkin akhwat UPI (tahun 2004-an) pada idealis kali ya? Yah, seperti apapun mereka, amat kontras dengan kami para ikhwan yang beberapa menit sekali tertawa cekakak-cekikikan selama berjalannya acara ini.

Balada Si Pengelana

Ada satu komentar seorang teman yang masih saja terngiang hingga akhir-akhir ini. “..Adit itu, suka bagi-bagi ilmu atau pengalaman..” Yah, mungkin ada benarnya juga apa yang dia katakan. Saya pribadi tak bisa memungkiri bahwa begitulah keseharian saya dalam berteman. Bercerita (berbagi ilmu dan pengalaman) seperti menjadi menu wajib dalam obrolan, atau sekedar SMS-an.

Ini PR Kita Bersama

Maghrib telah berkumandang, orang-orang di masjid pun segera menikmati makanan berbuka yang telah disediakan. Sesaat kemudian, kami pun menunaikan shalat maghrib berjamaah. Senja semakin gelap seiring lembayung yang mulai pudar diselimuti kelamnya langit. Usai shalat maghrib ini langit sudah tampak seperti malam. Saya pun beranjak, lalu pulang.

It's The Real Me

Jum’at, pagi hari. Pagi ini saya berangkat untuk kuliah. Tapi setelah beberapa saat di kelas, seorang staf jurusan memberi kabar bahwa dosennya ada rapat fakultas. Maklum lah, dosen yang sekarang harusnya mengajar ini adalah pembantu dekan. Apa boleh buat, akhirnya saya memutuskan untuk beranjak dari kampus, karena memang hari ini tidak ada lagi jadwal kuliah.

Akhir Yang Indah


Pak Husin. Sebutlah panggilannya demikian. Sebagaimana kebanyakan ustadz lainnya, pekerjaannya sehari-hari adalah mengajar, mengajar, dan mengajar. Pergi ke sana ke mari, dari masjid ke masjid, dari majelis ke majelis untuk berbagi ilmu pada masyarakat. Kira-kira begitulah orang mengenalnya sebagai ustadz ‘keliling’, alias ustadz yang pekerjaannya keliling tempat untuk mengajar.

Ketika Orang Tua Belajar dari Anaknya

“Dit, nggak ke masjid?”
Begitulah tanya ibu yang seketika itu pula mengejutkan saya. Terkejut? Tentu saja iya, karena saya tak pernah menduga ibu akan bertanya seperti itu. Bila maghrib atau isya saya ada di masjid, ibu selalu SMS, bahkan menelfon menanyakan keberadaan saya. Tapi dibalik menanyakan keberadaan itu, maksud sebenarnya adalah meminta saya untuk segera pulang. Rasanya aneh. Bila saya getol ke masjid, ibu tak jarang meminta saya untuk pulang. Namun bila saya ngebela-belain untuk maghrib, ashar, atau shubuh di rumah, ibu malah bertanya “Kenapa sekarang mah nggak ke masjid lagi?”