Menikmati Hidup Bersama Orang Lain (2)

Darinya saya belajar,
Bahwa sebuah pohon barulah bernilai manakala ia bermanfaat. Seperti yg memberikan buah pada pemetiknya, atau memberikan kesejukkan pada orang yg berteduh di bawahnya. Meski terkadang tak ada yg menghiraukannya.


Darinya saya belajar,
Bahwa uang senilai 300 rupiah bisa jadi amat berharga bagi seseorang. Terlebih bila kurang ongkos tuk naik kendaraan umum. Padahal hanya ratusan rupiah.

Sesuatu yg saya miliki justru bernilai manakala ada manfaatnya, dan sebaliknya malah jadi sampah bila merugikan. Seperti sisa kertas yg tak dapat digunakan dan hanya menyita tempat di meja kerja. Seseorang justru jadi berarti bagiku manakala ia memberikan pengaruh yg baik. Meski saya tak tahu apakah diri ini berarti bagi orang lain.

Hal yg kecil justru bisa jadi amat berarti atau berharga bagi orang lain. Seperti sebuah SMS seharga 100 rupiah berisikan pesan, “Saya percaya kalau sebenarnya Kamu bisa”, “Pekan depan kan bisa coba lagi”, “Kamu kan bisa belajar.” Atau kata-kata sederhana seperti “Kamu gak kenapa2 kan?”, “Would u like me 2 doing something 4 u?” Dan bisa jadi sebuah kalimat pendek mampu mengubah rona wajah seseorang, senyumnya, semangatnya, atau bahkan hidupnya.

Mungkin hidup kita pun seperti itu. Bernilainya kita ditentukan dari seberapa banyak kebaikan yg kita berikan tuk yg lainnya. Meski mungkin seseorang yg amat berharga bagi kita justru adalah orang yg biasa2 saja, namun kita tetap menyayanginya. Bukan karena kelebihannya, namun karena dia apa adanya.

Darinya saya belajar bagaimana caranya mencintai, menghargai, menghormati, dan bagaimana caranya menjadi seorang kakak. Meski hanya sebagai kakak angkat.

0 comments:

Post a Comment