Merayakan Pergantian Hari

Seseorang bertanya, “Kang, apa resolusi Akang buat tahun baru ini?” Sebuah pertanyaan singkat yang sebenarnya saya sendiri tak tahu jawabannya. Sejujurnya, sama sekali tak terpikirkan mengenai rencana tahunan. Saya hanyalah seseorang yang berpikir agak pragmatis. Untuk urusan yang satu ini, saya hanya berpikir untuk menjalani hidup dengan cara yang sederhana, yaitu menjalani hidup dari hari ke hari. Mengisi sebuah hari dengan aktivitas, begitu juga hari-hari yang lain, diisi dengan dengan aktivitas.

Sama sekali tak terpikirkan akan rencana pada pergantian tahun, walau saya punya rencana jangka pendek dan rencana jangka panjang. Sejenak saya berpikir, kenapa mesti ada “perayaan” tahun baru? Padahal buat saya sih hal itu tak ada bedanya dengan pergantian hari. Hari-berganti hari, kemudian tak terasa sepekan telah terlewati. Pekan berganti pekan, kemudian tak terasa waktu satu bulan pun terlewati. Bulan berganti bulan, dan tak terasa satu tahun pun terlewati. Dan seterusnya.

Kita bertanya mengenai resolusi untuk tahun depan, tepatnya kita bertanya mengenai perubahan apa yang akan kita lakukan untuk tahun depan. Kalau buat saya pribadi, aneh juga. Kenapa tak ada istilah windu baru? Atau bulan baru? Toh itu merupakan istilah yang serupa layaknya kita mengapresiasi tahun baru.

Kita selama ini menjadikan moment tahun baru sebagai awal untuk membuat perubahan atau perbaikan. Entah kenapa moment ini yang sengaja dipilih. Saya pun tak tahu. Anda mungkin lebih tahu dibanding saya. Yang jelas, karena hal tersebut, beberapa orang “merayakan” tahun baru dengan cara membuat resolusi. Dan nampaknya itulah kenapa kita selalu bertanya “apa resolusi kamu di tahun baru ini?” manakala menghadapi pergantian tahun.

Pada dasarnya, satu tahun terdiri dari beberapa bulan. Satu bulan terdiri dari beberapa hari. Jadi tetap saja, tahun terdiri dari hari-hari. Pergantian antara satu tahun ke tahun lainnya tak lain adalah pergantian dari hari ke hari. Dalam kalender Masehi, pergantian tahun ditandai dengan pergantian tanggal 31 Desember ke tanggal 1 Januari. Jadi, saya pikir pergantian tahun tak ada bedanya dengan pergantian hari.

Selama ini kita merayakan pergantian tahun dengan cara melakukan resolusi untuk kisaran waktu 1 tahun. Padahal pergantian tahun tak lain sama halnya dengan pergantian hari. Jadi kenapa kita tak merayakan pergantian hari saja? Mensyukuri pergantian hari dengan cara melakukan resolusi setiap hari. Toh dengan cara seperti itu, dari hari ke hari kita bisa lebih baik.

Malam ini kita berevaluasi, lalu tidur untuk mengistirahatkan diri, bangun tidur kita membuat rencana, selebihnya kita berusaha. Ya, kurang lebih begitulah seandainya resolusi dilakukan tiap hari. Mengakhiri hari dengan evaluasi, dan mengawali hari dengan rencana yang sederhana.
 
Bahkan sebagai seorang muslim, bukankah shalat kita merupakan moment untuk berevaluasi atas apa yang telah kita lakukan? Toh dalam shalat, kita memohon ampun, yang berarti kita menatap kesalahan-kesalahan kita pada waktu yang telah lalu, dan bermaksud tak mengulanginya lagi. Mungkin dalam sehari, kita bisa lebih dari 5 kali melakukan resolusi. Itu pun tergantung dari masing-masing kita. Bahkan Anda mungkin lebih baik dari saya.
Pada sebuah malam seusai hujan
Bandung, 12 Oktober 2009

2 comments:

  1. adith..yang update atuh ngeblog nya, biar seru :)

    ReplyDelete
  2. tiap pekan biasanya diupdate kok.. klo mau tau update ato nggaknya, liat aja di note FB. ato liat juga di: catatanadit.wordpress.com

    ReplyDelete