Kendaraan pendek tersebut begitu menyita perhatian saya yang saat itu masih kecil, sekitar 7 tahunan. Saking ingin melihat dari dekat dan meraba-raba kendaraan itu, bapak pun memahami maksud binarnya kedua mata saya. Maka bapak meminta supaya saya difoto bersama kendaraan pendek tersebut. Sebagai kenang-kenangan, dan tentunya saya sangat bahagia bisa berfoto tepat di samping kendaraan itu.
Foto kenangan masa kecil
Sekarang bulan Mei, dan saat memandang foto tersebut rasanya ada kesan yang berbeda. Rasanya sangat berkesan, hingga kedua mata ini agak lama menatap foto kecil itu.
Saya menyukainya bukan tanpa alasan, sebagaimana saya menganggap kendaraan tersebut sebagai mobil terhebat yang pernah saya kenal (saat itu). Itu karena saya suka menonton pengendara mobil tersebut beraksi di lintasan. Entah dari mana munculnya ketertarikan itu, namun yang jelas saya hanya bisa mengatakan bahwa saya suka menonton aksinya lewat televisi. Bahkan siaran langsung kiprahnya adalah agenda wajib bagi saya.
Namanya selalu terngiang-ngiang sebagai tokoh fenomenal di dunia, yang bagi saya dia melebihi kehebatan seorang Valentino Rossi. Dia adalah sosok yang membuat saya mulai tertarik pada dunia otomotif, terutama mobil.
Tahun 1960, 21 Maret. Di Brazil terlahir seorang lelaki yang diberi nama Ayrton Senna da Silva. Saya sendiri mulai mengenal nama itu pada tahun 90-an (lupa tepatnya), namun yang pasti tidak begitu lama. Bersama Alain Prost, namanya selalu terngiang-ngiang dalam benak. Sebagai anak kecil yang tak tahu apa-apa, saya hanya bisa bilang mereka hebat. Khususnya pada Senna, dia sangat hebat. Sangat hebat hingga bisa membuat saya menyukai mobil.
Kecelakaan tragis
Tidak begitu lama kesempatan yang saya miliki untuk melihat kiprahnya. 1 Mei 1994, dia mengalami kecelakaan tragis di San Marino, dan menyisakan kenangan. Walau belum mengerti apa-apa tentang mobil, balap, dan kejuaraan, tetap saja saya merasa kehilangan. Kehilangan seseorang yang pernah menjadi salah satu idola dan penyemangat hidup.
Memorial
Lebih dari itu, dia adalah salah satu orang yang turut mewarnai hidup saya. Tanpa dia, mungkin saya takkan pernah tertarik pada dunia otomotif hingga membeli Tamiya dan doyan menggambar mobil.
Bersama tandemnya di tim
19 tahun berlalu semenjak kepergiannya. Meski pada dekade setelah masa keemasan dia timnya kembali memiliki duet fenomenal -Mika dan David-, bagi saya dia dan Prost adalah dua terbaik yang pernah ada di kancah itu.
"I want to life fully, very intensely.
I would never to live partially, suffering from illness or injury.
If i ever happen to have an accident that eventually costs my life,
i hope it happens in one instant."
Ayrton Senna, 1994.
0 comments:
Post a Comment