Mama yang Ngajarin

"Ari maneh ka mana wae, Jang? Tuh tingali anakna Bu Dedeh mah aya wae mun warga keur pakepuk teh." Maksudnya: kamu ke mana saja? lihat tuh anaknya Bu Dedeh selalu ada saat orang lain sedang membutuhkan (bantuan). Saya tidak banyak tingkah saat memperhatikan seorang satpam menegur salah seorang pemuda di RW-nya.

Saya mengerti keadaan yang membuat satpam tersebut menegur si pemuda. Ada salah seorang warga yang baru meninggal, dan tenaga pemuda sangat dibutuhkan (bahkan selalu dibutuhkan) dalam kegiatan kemasyarakatan. Setidaknya untuk urusan angkat mengangkat dan mengangkut. Mengangkat jenazah, mengangkut papan pemandian, dll. Hal semacam itu tidak sulit, tetapi hanya persoalan mau atau tidak.

Semua warga tahu siapa yang dimaksud satpam sebagai anaknya Bu Dedeh, bahkan sang satpam pun hafal nama anaknya Bu Dedeh. Demikian pula dengan pemuda yang ditegur satpam. Si pemuda tahu nama anak Bu Dedeh yang dimaksud. Tetapi yang menyita pikiran saya adalah nama orang tuanya yang disebut. Seolah-olah si anak mewakili kebaikan orang tuanya.

Jadi teringat pada seorang anak (laki-laki) seumur pelajar SMP. Di sekolahnya dia biasa-biasa saja, bukan pelajar terbaik atau langganan ranking 5 besar. Tetapi di organisasinya, dia tampak lain ketika mengerjakan tugas-tugas seputar rumah. Untuk ukuran siswa SMP kelas 1, dia sudah pandai mencuci pakaian, piring, menyapu, ngepel, dan sudah bisa memasak tumis-tumisan. Saya terkesan padanya yang sudah bisa sepandai itu, dan dia dengan entengnya bilang: "Mama yang ngajarin."

Duh, andai saja ibu dari siswa SMP ini menyaksikan kepandaian anaknya dan mendengar bahwa apa yang dikatakan anak itu tentang siapa yang mengajarinya.

Anak-anak Jepang sedang diajari etika makan

Rasanya hati kecil ini tak dapat memungkiri bahwa saya pun ingin seperti itu. Punya anak yang sampai tak sungkan untuk bilang "Orang tua saya yang ngajarin" saat orang lain terkesan pada kebaikan anak saya (nanti, semoga kesampaian).

20 Rabiul Tsani 1435

Categories: , ,

6 comments:

  1. Saya baru baca sekilas Watir di Gramed, sigana lucu hehehe. Tapi ieu nu di rumah belum khatam. *komen OOT*

    Nah, behind great mom, she has a great partner, cool daddy :)

    ReplyDelete
    Replies
    1. *lagi belajar buat jadi cool daddy ini juga*
      ngan calon partner-na we can kapendak.. :(

      Delete
  2. tampilan blog baru ya ka?
    entah mengapa banyak anak yang lebih nyaman dengan sahabat dibanding orng tuanya

    ReplyDelete
  3. iya.. :)
    begitulah. hmm, saya cuma bisa jawab nggak banyak orang tua yg bisa menjadi 'sahabat' untuk anaknya.

    ReplyDelete