Peta dari Mekkah ke Arafah |
Perjalanan kami dimulai dari Mina, melintasi sebuah jalan besar yang dibuat untuk jalur jamaah haji. Mina adalah tempat jamaah haji melangsungkan ritual lempar jumrah. Tidak lama, karena memang tidak masuk ke komplek area pelemparan jumrah. Sekedar melihat dari luar, sambil mendengar penjelasan dari pemandu.
Lanjut ke Padang 'Arafah, tempat di mana para peserta haji menjalani wukuf (diam). Dikatakan bahwa wukuf adalah inti ibadah haji, sehingga wukuf menjadi agenda yang tidak dapat ditinggalkan walau sesaat. Itulah sebabnya jamaah haji yang sedang sakit pun sampai diantar ambulans hanya demi -harus- mengikuti wukuf, walau tidak sama lama dengan yang sehat.
Istilah 'Arafah masih serumpun dengan kata ta'aruf, yang berarti mengenal. Selama wukuf di 'Arafah, yang dilakukan oleh jamaah haji adalah diam. Lebih tepatnya diam sambil mengenal kembali diri dan hidup. Siapakah diri ini? mau melakukan apa? dan, mau ke mana?
Terakhir, Jabal Rahmah, yang konon adalah tempat pertemuan antara Adam dan Hawa setelah sekian lama berpisah. Tempatnya tidak begitu jauh dari Arafah dan Mina, jadi tidak membutuhkan waktu yang lama bagi kami untuk sampai. Jabal Rahmah tidak ada kaitannya dengan rangkaian ibadah dalam haji. Jabal ini hanya memuat cerita dan menjadi tempat tujuan wisata di Arab.
Karena bernilai wisata, di sekitar Jabal Rahmah banyak yang berjualan dan menawarkan jasa penyewaan ATR (motor pendek roda 4) dan naik unta. Perlu berhati-hati, karena bila kita memfoto unta pun akan disuruh bayar (uang jasa peminjaman unta sebagai objek foto).
Tidak ketinggalan, di tangga menuju tugu jabal ada pengemis-pengemis yang duduk menanti sumbangan. Khusus yang ini, ada sisi menyebalkannya juga. Menyebalkan karena ponsel si pengemis lebih bagus dan mutakhir dibanding punya saya yang jauh-jauh dari Indonesia. Ini pengemis, punya hape yang lebih bagus, tapi mengemis pada kami yang hapenya lebih butut. Yah, begitulah manusia.
Bersama Kanjeng Mamih (tengah) |
Ukuran anak-anak tangga |
Jarak dari bawah hingga ke tugu lumayan panjang, dan tentu saja panas. Tidak perlu waktu lama untuk mencapainya. Anak tangganya pun cukup landai, lumayan 'ramah' untuk badan orang Indonesia. Seperti apapun itu tempat dan suasananya, bila sudah ada di sana, nikmati saja!
11 Jumadil Ula 1435
Sekuel sebelumnya:
Ke Tanah Suci #7: Mekkah
Ke Tanah Suci #6: Menuju Mekkah
Ke Tanah Suci #5: Akhir di Madinah
yeaa! prok prok, saya udah mengkepoin (tentu baca) part 1 ampe 8. Inspiring kak :D
ReplyDeletehehe
Yeeeeyyy.. belum tamat kok.
DeleteMasih ada sekitar 4 episode lagi.