Sepotong Kisah Tragedi Leuwigajah

Salah satu tragedi yang pernah terjadi di negeri kita adalah longsornya ‘gunung’ sampah di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Leuwigajah, Cimahi. Hujan yang mengguyur kawasan TPA Leuwigajah di satu sisi memang membuat penduduk sekitar lebih nyaman, karena guyuran tersebut bisa ‘menyapu’ aroma tak sedap dari tumpukan sampah. Tetapi di sisi lain bahaya siap mengancam.

Di saat warga tertidur pulas, bencana rupanya menghampiri. Senin 21 Februari 2005 pukul 02.00 malapetaka itu bermula. Berdasarkan beberapa keterangan saksi mata di sekitar kejadian, awalnya mereka dikagetkan dengan ledakan dahsyat yang disertai percikan api. Dalam sekejap 139 rumah terkubur dan hancur ditelan sampah. Lebih dari itu, 143 orang diketahui meninggal dan beberapa orang lainnya dinyatakan hilang.

***

Dalam proses evakuasi yang melelahkan, para pasukan pengevakuasi sedikit terhibur ketika menemukan mayat seorang nenek bernama Mak Hijah. Jenazah ini berbeda dengan mayat-mayat lainnya.

Bukan apa-apa, ketika mayat Mak Hijah diangkat dari tumpukan longsoran sampah, saat itu juga aroma harum dan wangi menebar di sekitar tempat kejadian. “Selama evakuasi berlangsung, bau yang ditimbulkan mayat itu kan bermacam-macam, tentu saja yang paling banyak adalah bau busuk. Nah, saat kami mengangkat korban bernama Mak Hijah inilah, muncul bau yang sangat harum sekali,” ungkap Ahmad, pimpinan pasukan pengevakuasi.

Aroma harum yang muncul dari mayat Mak Hijah bukan di tempat itu saja, melainkan menyebar ke mana-mana. Pasalnya saat tim mengangkat korban lain di tempat yang berbeda, tim masih merasakan bau tersebut.

Bau harum itu mampu menenangkan dan menyenangkan suasana hati tim evakuasi yang sedang bekerja saat itu. “Ini merupakan pengalaman yang tidak pernah saya lupakan selama berlangsungnya proses evakuasi,” ungkap Ahmad.

Menurut pengamatannya, posisi Mak Hijah kelihatannya sedang melakukan shalat malam. Sebab saat korban ditemukan, posisi tubuhnya dalam keadaan sholat.

Selain Mak Hijah, mayat yang menebarkan bau harum biasanya dari mayat seorang bayi. “Ya, hampir rata-rata bayi yang kita temukan itu baunya sangat harum,” jelas Ahmad.

Selain menemukan bau harum, dirinya juga menemukan mayat yang baunya sangat busuk dan menyengat sekali, hingga membuat relawan sampai pingsan. Memang banyak korban yang kita angkat mengeluarkan bau, tetapi ada satu korban yang baunya itu sangat keras dan menyengat, sampai-sampai membuat beberapa relawan jatuh pingsan.

Ada juga mayat yang ditemukan di dalam kandang ayam. Ia sedang memeluk seekor ayam. “Ayamnya bau bangkai, namun orang yang memegang ayam sama sekali tidak bau. Namanya Subaryat,” kata Ahmad. [dari buku laporan tragedi Leuwigajah, 2005].


***

Secara medis, atau ilmu fisika, entah bagaimana kejadian tersebut bisa terjadi. Ada mayat yang baunya harum, padahal berada di tumpukan sampah dan bangkai. Ada setitik keharuman yang menebar diantara gunungan busuk yang menumpuk. Lagipula, secara teoritis bangkai memiliki bau yang busuk menyengat. Seakan mustahil, namun begitulah adanya.

Segala puji bagi-Nya yang menunjukkan kemuliaan para hamba-Nya melalui cara yang tak sanggup kita pahami.

0 comments:

Post a Comment