"Pengkhianatan dilakukan oleh mereka yang vokal sangat menginginkan kesetiaan."
Teringat saat dulu kuliah S-1, saya aktif di sebuah organisasi. Seleksi anggota baru di organisasi tersebut diikuti oleh banyak orang. Tiap tahun, ada sekitar 300 pendaftar dan yang diterima sekitar 170-an. Tapi jumlah ril-nya menyusut menjadi puluhan (sekitar 50) saat menjadi bagian dari kepengurusan organisasi. Kesimpulannya, mereka daftar (ingin menjadi bagian dari organisasi ini), diterima, lalu pergi menghilang (berpaling dari organisasi ini). Dan bagian yang mengejutkan, kebanyakan dari mereka adalah perempuan.
Ironis. Sulit dimengerti. Di satu sisi, mereka begitu vokal menginginkan kesetiaan dari kekasihnya (suami maupun sekedar pacar), tapi mereka melakukan pengkhianatan. Sebenarnya, selain kisah pengkhianatan tadi, ada pula kisah lain tentang bagaimana pengkhianatan dilakukan oleh mereka yang menentang perselingkuhan dan mengecam poligami. Tapi baiknya tak ditulis di sini.
Bagaimana dengan lelaki? Memang lelaki tidak pengkhianat? Sejauh yang saya temui, lelaki lebih banyak yang jadi penjilat. Jadi untuk lelaki, istilah PENJILAT sepertinya lebih pantas ketimbang PENGKHIANAT. Buktinya ada istilah buaya darat. Brengseknya sih gitu. Wanita menjadi pengkhianat, lelaki menjadi penjilat.
"Banyak wanita ingin diperhatikan oleh kekasihnya, tapi berpenampilan menarik simpatik banyak lelaki. Banyak lelaki yang penampilannya tidak nyentrik, tapi ambisius akan kekuasaan."
11 Jumadil Tsani 1434
ibarat men'Topeng'i muka dengan sebelah tangan, tau seolah tak tau, mengerti namun abaikan saja, berani memberi nilai pada suatu keadaan (judge) padahal tanpa disadari mereka sendiri lah pelakon dari pengkhianatan tersebut...
ReplyDelete#menarik :)
nyindir aing yeuh? hahahaha
ReplyDeletePokoknamah, LDR adalah pengkhianatan yang tertunda #anggigoldenways
26 tahun, kang adit teh sudah menikah? :)
ReplyDeleteBelum, Am. :)
Delete