Keironisan

26 tahun (hitungan kalender masehi) sudah saya merasakan hidup ini. Selama 26 tahun itu pula saya melewati banyak pengalaman bertemu dan melihat orang-orang dengan beragam watak dan sifatnya. Ada yang masih membekas di benak hingga beberapa diantaranya terngiang-ngiang di pikiran, ada pula yang sudah terbenam bahkan terlupakan. Yang terlupakan seperti tingkah-tingkah saya selama balita, dan yang terngiang-ngiang seperti pengalaman berorganisasi jaman sekolah hingga kuliah. Tentang pengalaman hidup yang masih saja terngiang-ngiang, salah satunya adalah tentang keironisan yang membuat saya bertanya-tanya "Kenapa?". Ya, saya sebut ironis karena bertemu dengan 2 tindakan berbeda mengenai 1 idealisme.

"Pengkhianatan dilakukan oleh mereka yang vokal sangat menginginkan kesetiaan."

Teringat saat dulu kuliah S-1, saya aktif di sebuah organisasi. Seleksi anggota baru di organisasi tersebut diikuti oleh banyak orang. Tiap tahun, ada sekitar 300 pendaftar dan yang diterima sekitar 170-an. Tapi jumlah ril-nya menyusut menjadi puluhan (sekitar 50) saat menjadi bagian dari kepengurusan organisasi. Kesimpulannya, mereka daftar (ingin menjadi bagian dari organisasi ini), diterima, lalu pergi menghilang (berpaling dari organisasi ini). Dan bagian yang mengejutkan, kebanyakan dari mereka adalah perempuan.

Ironis. Sulit dimengerti. Di satu sisi, mereka begitu vokal menginginkan kesetiaan dari kekasihnya (suami maupun sekedar pacar), tapi mereka melakukan pengkhianatan. Sebenarnya, selain kisah pengkhianatan tadi, ada pula kisah lain tentang bagaimana pengkhianatan dilakukan oleh mereka yang menentang perselingkuhan dan mengecam poligami. Tapi baiknya tak ditulis di sini.

Bagaimana dengan lelaki? Memang lelaki tidak pengkhianat? Sejauh yang saya temui, lelaki lebih banyak yang jadi penjilat. Jadi untuk lelaki, istilah PENJILAT sepertinya lebih pantas ketimbang PENGKHIANAT. Buktinya ada istilah buaya darat. Brengseknya sih gitu. Wanita menjadi pengkhianat, lelaki menjadi penjilat.

"Banyak wanita ingin diperhatikan oleh kekasihnya, tapi berpenampilan menarik simpatik banyak lelaki. Banyak lelaki yang penampilannya tidak nyentrik, tapi ambisius akan kekuasaan."

Ironis? ya, saya masih menganggap ini juga ironis. Bilangnya "Diriku cuma untukmu, Yank!" tapi pamer bagian tubuh pada orang-orang. Mengaku kecantikannya hanya untuk sang kekasih, tapi penampilannya mengundang perhatian orang-orang (supaya orang-orang tahu bahwa dirinya cantik). Lelaki pun serupa. Dalam budaya modern di manapun, pakaian lelaki relatif  standar dan biasa-biasa, alias tidak tampak nyentrik. Setelan kerja umumnya hanya kemeja. Tapi mereka menyimpan ambisi akan kekuasaan, yang pada waktu tertentu 'diperlihatkan' melalui perebutan kekuasaan, kekuatan, dan harta. Seperti slogan 3G-nya VOC: gold, gospel, glory.

 
11 Jumadil Tsani 1434

4 comments:

  1. ibarat men'Topeng'i muka dengan sebelah tangan, tau seolah tak tau, mengerti namun abaikan saja, berani memberi nilai pada suatu keadaan (judge) padahal tanpa disadari mereka sendiri lah pelakon dari pengkhianatan tersebut...
    #menarik :)

    ReplyDelete
  2. nyindir aing yeuh? hahahaha
    Pokoknamah, LDR adalah pengkhianatan yang tertunda #anggigoldenways

    ReplyDelete
  3. 26 tahun, kang adit teh sudah menikah? :)

    ReplyDelete